Assalamualaikum
Kebelakangan ini kita sering melihat rancangan-rancangan yang disiarkan di televisyen mahu pun didalam laman-laman web di internet, yang berkaitan dengan aktiviti paranormal atau mistik. Kerajaan Malaysia pernah satu masa dahulu mengharamkan siaran rancangan-rancangan, filem- filem seumpama ini, saya masih ingat lagi ketika itu Datuk Mohamed Rahmat sebagai Menteri Penerangan. Tapi lewat masa kini, filem atau rancangan berbentuk seram dan mistik ini umpama menjadi suatu trend atau perniagaan kepada sesetengah individu.
Sebagai orang Islam kita sewajibnya mempercayai kewujudan alam ghaib sesuai dengan firman Allah “Kitab ini tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib … (QS Al-Baqarah : 2-3). Sebelum itu mari kita kenali siapakah penghuni-penghuni alam ghaib ini?
MALAIKAT
Malaikat merupakan tentera-tentera Allah yang ditugaskan untuk urusan-urusan tertentu. Diantara malaikat-malaikat Allah (selain yang wajib kita ketahui seramai sepuluh), lapan malaikat yang mengusung Arsy Allah (QS Al-Haaqqah : 17), dan malaikat-malaikat yang ditugaskan untuk menolong orang-orang mukmin yang sedang berjihad (QS Al-Anfal : 9).
Sifat-sifat Malaikat:
1)Memiliki dua, tiga, atau empat sayap (QS Faathir : 1), kecuali Jibril - yang merupakan malaikat yang paling besar - memiliki 600 atau 700 sayap (Shahih Al-Bukhari).
2)Suka berkumpul di majlis-majlis zikir / ilmu dan memohonkan ampun bagi yang ada disitu dan mengepak-ngepakkan sayap mereka sebagai tanda redha.
3)Merupakan tentera-tentera Allah yang tidak pernah bermaksiat (membangkang) atas perintah Allah kepada mereka dan sentiasa mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah kepada mereka.
4)Tidak menikah, tidak makan, dan tidak minum.
5)Tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat patung-patung atau gambar-gambar yang diharamkan.
6).Dicipta dari Nur (Cahaya)
6)Menyukai tempat-tempat yang bersih.
JIN
Jin dan manusia yang dua makhluk Allah yang dibebani dengan syariat agama, sehingga dikenakan pahala dan seksa. Semua jin bisa meninggal dunia kecuali Iblis dan keturunannya yang ditangguhkan kematiannya sampai Hari Kiamat. Iblis dahulunya juga jin tetapi setelah menolak sujud kepada Adam bila di perintah Allah, ia beserta keturunannya dilaknat oleh Allah. Jadi Iblis dan keturunannya kafir seluruhnya, berbeza dengan jin yang terdiri atas mukmin dan kafir. Jin yang kafir ini sering juga disebut sebagai syaitan karena memiliki sifat yang serupa. Disamping itu, istilah syaitan juga dipakai untuk manusia yang memiliki sifat-sifat syaithan. Adapun jin yang muslim, sebagaimana manusia, ada yang benar-benar taat dan ada pula yang suka berbuat maksiat.
Syaitan dan jin menikah, makan, dan juga minum. Keduanya tinggal di alam yang tidak terlihat oleh manusia, tetapi mereka bisa melihat manusia. Tetapi jika mereka menampakkan diri di alam tampak dan wujud di alam tampak maka manusia bisa melihat mereka.
Syaitan dan jin yang engkar menyukai tempat-tempat yang kotor dan juga rumah-rumah yang tidak dibacakan Al-Qur’an didalamnya dan rumah-rumah yang penghuninya tidak pernah berzikir kepada Allah.
Arti Syaitan
Berasal dari kata syathana yang berarti sesat/jauh dari kebenaran. Syaythân berarti penyesat.
"Dengan kuasa-Mu juga, sungguh pasti akan aku sesatkan selalu mereka semua…"
(QS. Shâd 38:82)
Syaitan ada 2 jenis: Jin & Manusia
"Dan demikianlah Kami jadikan bagi setiap nabi ada musuh-musuhnya, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah dan mengecoh…" (QS. Al-An`âm 6:112)
"Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan) jin dan manusia." (QS. An-Nâs 114:4-6)
Qarin (Pendamping) Manusia
Allah telah menetapkan bahawa setiap manusia didampingi oleh seorang malaikat (yang sentiasa mengajak kepada kebaikan) dan seorang jin kafir (yang sentiasa mengajak kepada keburukan). Semua jin yang menjadi qarin manusia adalah kafir kecuali jin qarin Rasulullah yang telah diislamkan oleh Allah.
Interaksi antara Jin dan Manusia
1)Dari sisi penciptaan, manusia lebih baik dan lebih mulia daripada jin. “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik penciptaan (QS At-Tiin)”. “Dan sungguh Kami telah memuliakan keturunan Adam (manusia) … (QS Al-Isra’)”.
2)Rasul-rasul Allah adalah dari kalangan manusia. Tetapi jin tetap bisa mendengarkan dakwah mereka kerana jin bisa melihat dan mendengarkan mereka dari alam mereka.
3)Dalam syariat Nabi Muhammad saw, kita dilarang untuk meminta perlindungan dan meminta pertolongan kepada jin, meskipun dalam perkara kebaikan. “Dan terdapat sekelompok manusia yang meminta perlindungan kepada sekelompok jin sehingga para jin itu menjadi semakin bongkak' (QS Al-Jin)”.
4)Islam mengharamkan pernikahan antara jin dan manusia.
Pintu-Pintu Penyebab Campur Tangan Jin di Alam Manusia
Faktor-faktor penyebab campur tangan dan gangguan jin di alam manusia melalui berbagai pintu, antara lain:
a. Pintu kelemahan psikologi (kejiwaan) seperti : Perasaan takut sekali, sedih sekali, marah sekali, kelalaian hati dari zikrullah dan semacamnya
b. Pintu memperturutkan hawa nafsu di tengah maraknya berbagai kemaksiatan.
c. Pintu bid'ah dengan segala macam dan tingkatannya yang tersebar di tengah - tengah masyarakat.
d. Pintu dunia perdukunan, peramalan dan sejenisnya.
e. Pintu dunia beladiri dengan menggunakan tenaga dalam.
f. Pintu dunia olah pernafasan, meditasi dan semacamnya.
g. Pintu dunia pengobatan alternatif supernatural.
h. Kencederungan umum masyarakat kepada dunia ghaib, mistik dan misteri.
i. Dan lain - lain.
Perisai Diri
1. Secara umum, jagalah ketaatan dan jauhi kemaksiatan.
2. Peliharalah sholat fardhu dan juga sholat-sholat nafilah, khususnya sholat rawatib, qiyamul lail (minimal witir) dan sholat dhuha.
3. Perbanyaklah membaca Al-Qur'an setiap hari, khususnya pada malam hari, dan lebih afdhal jika disertai dengan membaca terjemah tafsirnya untuk tadabbur.
4. Persempitlah jalan syaithan dalam diri dengan banyak berpuasa, minimal tiga hari setiap bulan.
5. Basahi lidah dan bibir dengan banyak berdzikir, baik dzikir secara khusus pada kesempatan-kesempatan tertentu maupun dzikir secara umum seperti bertasbih, bertahmid, bertakbir, bertahlil, bershalawat, dan lain-lain.
6. Jagalah wirid dzikir pagi dan petang dengan Al-Ma'tsurat atau lainnya yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.
7. Bekali diri dengan ilmu yang shahih berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai manhaj as-salaf ash-shalih, dengan banyak membaca, konsultasi, mengikuti kajian-kajian Islam secara manhaji, dan lain-lain; khususnya dalam tema-tema aqidah, tazkiyatunnafs, tafsir Al-Qur'an, dan Al-Hadits.
8. Jauhilah kebiasaan melamun dan mengkhayal, serta hindarkan pikiran dari hal-hal yang membebani sampai membuat gelisah, sedih, takut, tertekan, marah, putus asa, dan lain-lain.
9. Pertahankan diri selalu berada di tengah lingkar pertemanan dan kebersamaan islami yang istiqamah.
10. Sering-seringlah bermuhasabah diri diikuti taubat dan istighfar.
11. Usahakan selalu dalam keadaan suci (berwudhu).
12. Tidurlah secara islami (sesuai Sunnah), dengan cara :
a.Niat (tidur dengan sengaja).
b.Berwudhu.
c.Membersihkan dan merapikan tempat tidur.
d.Membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 34 kali.
e.Membaca Ayat Kursi dan dua ayat terakhir Surat Al-Baqarah.
f.Mendekatkan kedua telapak tangan ke mulut, meniup, dan membaca surat-surat: Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas, lalu mengusapkan pada anggota badan serata mungkin. Dan ini dilakukan tiga kali.
g)Membaca doa tidur.
h.Tidur dengan cara berbaring miring ke kanan.
i.Jika bermimpi buruk hendaklah :
1) Meludah kecil ke sebelah kiri 3 kali.
2) Berta'awwudz.
3) Mengubah posisi tidur.
4) Tidak menceritakannya.
5) Lebih baik jika bangun, berwudhu, lalu solat.
Berbalik kepada persoalan asal, sebagai Islam kita telah diwajibkan untuk mempercahayai perkara-perkara ghaib..Tetapi bukankah memadai jika kita mengetahui, yakin, dan beriman dengan alah ghaib, dalam konteks ayat ini beriman = percaya.
Alangkah lebih baik kita meningkatkan amalan kita, dalam perjalanan untuk mengenal diri kita, dan seterusnya mengenal Maha Pencipta?Bukankah lebih afdal kita mengetahui dan mengkaji sifat-sifat Allah, tetapi sebelum kita menuju tahap itu kita perlulah mengenal siapakah diri kita dahulu..Tahu kah kita makhluk-makhluk ini sebenarnya suka kita mempromosikan mereka??Tak payah susah payah mereka menjalankan tanggungjawab, bila ada manusia yang ikhlas hati dan baik budi membantu mereka dari segi promosi!
Sebelum saya berhenti di sini suka saya petik firman Allah yang berbunyi begini:
'Tidak aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk mengabdi diri kepadaKu''.